Dalam sebuah khasanah ketuhanan dan Keduniawian …..pengartian dan pemaknaan yang terkandung dalam sebuah nama adalah sesuatu yang sama-sama mengikat tanpa kita sadari….kenapa ? karena begitu sebuah nama diberikan atau disematkan, maka mulailah sesuatu itu sudah ditentukan tempatnya atau terbatas tempatnya, posisinya dan ini hanya berlaku di dunia saja ……….tidak demikian bila kita memandang khasanah yang mengacu pada “Sang Maha Pencipta”….apakah pantas diberikan nama ??? yang akhirnya membuatNya menjadi terbatas….
Tanpa kita sadari peNamaan ini membuat Sang Maha ini menjadi tidak Maha lagi….karena nama adalah sebuah belenggu yang ada di dunia, karena kita melihat wujud sesuatu tersebut dan akhirnya untuk memudahkan kita,maka kita memberikannya sebuah “Nama” yang membuat kita dapat memberikan tempat yang sesuai, ada sejarah kelahiran, dapat dianalisa bentuk kejadiannya maupun proses terjadinya dan tentunya kita yang mengaturnya…..?!?!?! Apakah demikian pula dengan Sang Maha …..yang Dia adalah penguasa waktu, tempat, dan segala kesempurnaan …apakah pantas sebuah nama atau sebutan kita sematkan padaNya ? yang akan membuatNya “terbatas” padahal Dia adalah tak Terbatas. Sekarang efek dari pemberian nama tersebut sudah menjadikan kita lupa akan Keberadaan Dia yang Sebenarnya, seorang menyebutnya sebagi ini, yang lainnya menyebutnya sebagai itu dan lainnya lagi menyebutnya sebagai si ini dan si itu ….. yang pada akhirnya terjadi perebutan siapa yang paling benar dan masing-masing mencari pembenaran dan terjangkit penyakit “merasa” yang demikian akut, tanpa menyadari bahwa merekalah yang telah menempatkan Sang Maha menjadi tidak Maha …..tapi ini membuat mereka merasa nyaman dan aman, karena bila hijab ini terbuka maka efeknya adalah mereka sendiri yang akan rugi dalam hal apapun….
Pertanyaannya adalah sudah adilkah kita pada Sang Maha ? seringkah kita membuatNya cemburu ?
Bahkan kita yang menyebutnya saja tidak pernah tau apa arti dan makna dari sebutanNya……
Dengan menyadari hal ini apakah pantas kita menyebutNya…sedangkan orang tua kita saja memberi nama kita berpikir dan bertanya dulu sehingga seumur hidup kita memakai nama ini akan melekat dalam diri kita segala kebaikan yang implementasinya akan mengacu pada perbuatan kita sehari-hari. Walau akhirnya namaNya kita sebut dalam keseharian itu hanyalah sebagai pengingat saja tanpa kita tahu, mengerti dan memahami apa sebenarnya Sang Maha itu …..
Sadarilah diri kita….sadarilah siapa kita….sadarilah darimana kita ….sadarilah kemana kita kembali………..
Rabu, 20 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- My Mind
- Blog ini merupakan embrio dari apa yang mungkin solilokui, nonfiksi, atau sesuatu di antara. Dengan semangkuk wawasan pribadi saya tentang spiritualitas, sejumput ilmu pengetahuan, stoples isu lingkungan hidup, beberapa rempah-rempah sastra, dan karung peristiwa sederhana dari kehidupan sehari-hari saya, ini adalah dapur telanjang di mana setiap orang diundang untuk menonton bagaimana saya menyulap dengan semua bahan. Ketika itu dilakukan, Anda dipersilahkan untuk memiliki rasa bebas dari apa pun yang melayani di meja. Mungkin, bersama-sama, kita bisa memberikan nama. akan kemana hidup ini.
Labels
- Agama (3)
- Eksplorasi Diri (10)
- Falsafah (1)
- Meditasi (3)
- Mengenal Alloh (4)
- Metafisika (22)
- Referensi (1)
Blog Archive
-
▼
2011
(45)
-
▼
Juli
(45)
- Apa itu Islam?
- Apa itu Agama ?
- DI MANAKAH LEVEL ANDA ?
- BAGAIMANA HARUS BERSERAH DIRI PADA TUHAN
- Apa Maksud Eling & Waspada ?
- MEMAHAMI JIWA, RAGA, SUKMA, NYAWA
- Mengolah dan Mempertajam Nurani
- Belenggu sebuah…Nama
- Kewajiban atau…..Kebutuhan ???
- Menjalani Kehidupan dengan sebuah “Kemauan”
- Sebuah baju bernama … Agama
- Bukti atau Proses……..
- Kenali Kekosongan dirimu……agar di isi oleh DiriNya
- Dirimu dan DiriNya…..
- Mengenal Cahaya Kehidupan (Nur Rajah Kalacakra )
- Yang Kau Cari Itu Ada di Dalam Dirimu Sendiri
- MENSYUKURI SETIAP KESULITAN
- DIMANAKAH SUMBER PENYAKITMU ?
- RAMADHAN, AJANG KULTIVASI DIRI MENJADI INSAN KAMIL
- Ada Sepotong Surga di Gunung Patuha
- SD Harintha, Pencetus Meditasi Hening
- Mensyukuri Musibah: Mampukah?
- Meditasi Hening, Perjalanan Menuju Alam Suwung
- Kiprah Jagat Alit dalam Keriuhan Semesta (Sebuah K...
- Kesaktian VS Kekhusyukkan
- Memahami " Ngalam "
- Membedakan Pingin dan Kersaning GUSTI
- Belajar dari Tri Dharma Priksa
- Cara Mencapai Titik Nol
- Tiga Hukum 'Ojo' untuk Dekati GUSTI ALLAH
- Memahami Sosok Pandawa & Kurawa di Tubuh Manusia
- Istana GUSTI ALLAH di Tubuh Anak Adam
- Membedakan Suara Hati
- Belajar Ilmu dari Alam
- Nyalakan "Lampu" Hati
- Sampurnaning Urip, Sampurnaning Pati
- Mencari SANG MAHA GHAIB
- Memahami Nyawa Shalat
- Empat Tingkat Mendekatkan Diri
- 3 Titipan GUSTI ALLAH
- Belajar Pada GURU SEJATI
- Belajarlah Mati Sebelum Kematian itu Datang
- Mepes Hawa Nafsu di Bulan SURO
- Dua Hakekat Hidup
- Sedulur Papat Antara Kejawen dan Islam
-
▼
Juli
(45)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar