Tanpa kita sadari bahwa selama ini kita selalu banyak melakukan kesalahan atau keteledoran hanya karena salah menafsirkan dan melakukan sesuatu karena kita “menganggap” bahwa apa yang kita lakukan adalah sebuah “kewajiban” atau “kebutuhan”………………..
Dan ini semua sudah berjalan sangat lama dan berlangsung sampai sekarang…dan menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya menjadi salah kaprah dan kebablasan…
Bagaimana kita menjalani wahyu Sang Maha Kuasa dengan menjadikan itu sebagai sebuah kewajiban…sedangkan wajib itu mempunyai makna adanya sebuah paksaan dan bagi yg melakukan ini adalah sebuah keterpaksaan walaupun akhirnya dianggap sebuah “keharusan” tanpa “kesadaran”……..sedangkan butuh adalah mempunyai makna adanya sebuah kesadaran akan apa yang harus “semestinya” dilakukan dalam khasanah atau lingkup “kesadaran” untuk membuat segalanya dalam bagian dari hukum alam yang memang harus diterima, dipahami dan dijalankan untuk menggapai keseimbangan dan keselarasan dalam sebuah kehidupan.
Bagaimana kita menjalankan sebuah ibadah pada Yang Maha Kuasa dengan menganggap itu sebuah kewajiban…seandainya hari ini Tuhan menghapuskan sorga dan neraka !?!? apakah masih ada makhluk yang akan menyembahnya ??? saya tidak yakin itu akan terjadi …begitu juga dengan hal-hal lainnya dalam kehidupan ini. Sering kali kita menganggap bahwa apa yang kita lakukan adalah memang suatu kewajiban…tidak bisa disalahkan, karena memang batasannya sangat tipis sehingga untuk memilahnya juga sulit kecuali tingkat kesadaran kita sudah sering diolah dan dilatih dalam menghadapi setiap kejadian dalam setiap pori-pori kehidupan.
Kita bisa melihat dalam keseharian bahwa menyembah Tuhan atau berbuat baik lainnya adalah suatu kewajiban…..apa yang terjadi berikutnya adalah, kita setelah selesai menunaikan kewajiban harus mendapatkan hak kita…..naah ini yang menjadi dilema !!?? artinya kita sudah mulai hitung-hitungan dengan Tuhan, pertanyaannya … apakah pantas kita berbuat seperti itu (walaupun tanpa kita sadari yaa….) walau Tuhanpun memang menjanjikan dalam hal ini…..tapi kok rasanya nggak enak ( inilah kesadaran ) ………..Pernahkan kita bertanya dan berpikir seperti itu ????
Bayangkan apabila kita beribadah atau berbuat baik, adil yang sesuai di amanahkan pada kita oleh Tuhan, bukanlah sebuah “perintah” tetapi sebuah amanah atau bentuk “kesadaran” dari inti pribadi yang memang di sinari oleh Ruh Idlafi, Nur Muhammad, Cahaya mulia, ruh Kudus atau apapun itu yang memang sudah tertanam dalam kedalaman jiwa kita dan coba kita kembangkan dan kita buka sehingga sinar kesadaran akan timbul….??? Alangka indahnya dunia tanpa adanya sebuah ketakutan, kepanikan, saling menyalahkan, dan saling curiga…yang akhirnya akan menimbulkan kerusakan baik dalam lahir maupun batin, baik untuk dunia dan akhiratnya. Kadang kita juga menyikapi kesadaran adalah begitu kita mendapatkan sesuatu, entah itu dari buku, entah belajar dari orang, entah juga dari pengalaman sendiri…..inipun harus tetapi di pilah dan dipilih serta dianalisa dengan kesadaran diri pribadi, karena selama ini tanpa kita sadari bahwa kita sering kali melakukan sesuatu dengan melalui cara kesadaran orang lain, yang kemungkinan adalah orang yang kita anggap hebat atau yang kita sukai, padahal kemungkinan dari orang yang kita anggap tidak mampu atau yang tidak kita sukai justru kita bisa menimba ilmu atau pengetahuan untuk pribadi kita, agar bisa berkembang…..
Kunci dari semua itu adalah “kemauan”….. untuk mendengar, melihat, merasa dan menghirup untuk diolah menjadi satu rasa…yaitu Bijaksana agar kehidupan ini menjadi Serasi, Selaras dan Seimbang….jika ini terwujud, maka kedamaianlah yang ada di dunia ini, semuanya akan terlihat bersinar terang, kesempurnaan akan tergapai, dan bumipun tidak akan menangis ataupun rusak, karena semuanya akan terpelihara sesuai dengan hukum alam …
Kita tidak perlu menangis, tidak perlu membayar apapun, tidak perlu harus kaya atau miskin, bahagia atau sengsara untuk menggapai dan menyadari bahwa kita adalah manusia yang belum sadar dan ingin mencapai kesadaran…..cobalah renungkan setiap kita mau dan sesudah melakukan sesuatu, cobalah hening diri untuk introspeksi dari kedalaman diri dan cobalah jalankan sesuatu dengan kesadaran tinggi, maka kita akan bisa menjadi manusia paripurna dihadapanNya…walau mungkin di dunia kita harus di cerca dan dihina oleh sesama…
Rabu, 20 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- My Mind
- Blog ini merupakan embrio dari apa yang mungkin solilokui, nonfiksi, atau sesuatu di antara. Dengan semangkuk wawasan pribadi saya tentang spiritualitas, sejumput ilmu pengetahuan, stoples isu lingkungan hidup, beberapa rempah-rempah sastra, dan karung peristiwa sederhana dari kehidupan sehari-hari saya, ini adalah dapur telanjang di mana setiap orang diundang untuk menonton bagaimana saya menyulap dengan semua bahan. Ketika itu dilakukan, Anda dipersilahkan untuk memiliki rasa bebas dari apa pun yang melayani di meja. Mungkin, bersama-sama, kita bisa memberikan nama. akan kemana hidup ini.
Labels
- Agama (3)
- Eksplorasi Diri (10)
- Falsafah (1)
- Meditasi (3)
- Mengenal Alloh (4)
- Metafisika (22)
- Referensi (1)
Blog Archive
-
▼
2011
(45)
-
▼
Juli
(45)
- Apa itu Islam?
- Apa itu Agama ?
- DI MANAKAH LEVEL ANDA ?
- BAGAIMANA HARUS BERSERAH DIRI PADA TUHAN
- Apa Maksud Eling & Waspada ?
- MEMAHAMI JIWA, RAGA, SUKMA, NYAWA
- Mengolah dan Mempertajam Nurani
- Belenggu sebuah…Nama
- Kewajiban atau…..Kebutuhan ???
- Menjalani Kehidupan dengan sebuah “Kemauan”
- Sebuah baju bernama … Agama
- Bukti atau Proses……..
- Kenali Kekosongan dirimu……agar di isi oleh DiriNya
- Dirimu dan DiriNya…..
- Mengenal Cahaya Kehidupan (Nur Rajah Kalacakra )
- Yang Kau Cari Itu Ada di Dalam Dirimu Sendiri
- MENSYUKURI SETIAP KESULITAN
- DIMANAKAH SUMBER PENYAKITMU ?
- RAMADHAN, AJANG KULTIVASI DIRI MENJADI INSAN KAMIL
- Ada Sepotong Surga di Gunung Patuha
- SD Harintha, Pencetus Meditasi Hening
- Mensyukuri Musibah: Mampukah?
- Meditasi Hening, Perjalanan Menuju Alam Suwung
- Kiprah Jagat Alit dalam Keriuhan Semesta (Sebuah K...
- Kesaktian VS Kekhusyukkan
- Memahami " Ngalam "
- Membedakan Pingin dan Kersaning GUSTI
- Belajar dari Tri Dharma Priksa
- Cara Mencapai Titik Nol
- Tiga Hukum 'Ojo' untuk Dekati GUSTI ALLAH
- Memahami Sosok Pandawa & Kurawa di Tubuh Manusia
- Istana GUSTI ALLAH di Tubuh Anak Adam
- Membedakan Suara Hati
- Belajar Ilmu dari Alam
- Nyalakan "Lampu" Hati
- Sampurnaning Urip, Sampurnaning Pati
- Mencari SANG MAHA GHAIB
- Memahami Nyawa Shalat
- Empat Tingkat Mendekatkan Diri
- 3 Titipan GUSTI ALLAH
- Belajar Pada GURU SEJATI
- Belajarlah Mati Sebelum Kematian itu Datang
- Mepes Hawa Nafsu di Bulan SURO
- Dua Hakekat Hidup
- Sedulur Papat Antara Kejawen dan Islam
-
▼
Juli
(45)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar